Psikologi, Ringkasan Buku

Ringkasan Buku Emotional Intelegence – Daniel Goleman

Buku Emotional Intelegence – Daniel Goleman

Salah satu kemampuan yang diberikan kepada manusia adalah emosi. Emosi memiliki banyak manfaat, antara lain

  • Belajar dari Ingatan

    Otak kita belajar dari kenyataan yang dialami dan menyimpannya ke ingatan. Dengan ingatan ini kita bisa bertindak lebih tepat. Contoh, sewaktu kecil kita mungkin pernah memegang kompor dan tangan terasa panas, dengan ingatan “rasa” panas, ini kita tidak lagi mengangkat panci panas dengan tangan langsung kan?

  • Menterjemahkan Perasaan Orang Lain dan Memperkirakan Tindakan Mereka Selanjutnya

    Semisalkan melihat seorang yang sedang dalam keadaan marah yang memuncak, kita bisa mengira-ira apakah orang tadi akan bertindak memukul.

  • Mengambil Tindakan yang Tepat

    Demikian pula karena tahu emosi orang yang sedang marah, kita bisa memilih tindakan apa yang tepat untuk menanganinya

Emosi juga memiliki sisi yang tidak baik seperti dapat melemahkan pengambilan keputusan bahkan salah dalam memutuskan.

Emosi yang berlebih dapat mempengaruhi kemampuan berpikir yang jernih. Dengan emosi, pikiran buruk menekan pikiran jernih sehingga salah dalam memutuskan. Timbul rasa takut juga berakibat kita dapat bertindak berlebihan dari bahaya sebenarnya yang dapat terjadi.

Kita juga dapat meresponse secara refleks yang salah terhadap sebuah situasi yang salah tanpa rasional. Karena kejadian langsung ke otak neocortex kita. Dan kita juga kadang terbawa rasa emosional di masa-masa yang sudah lalu sehingga terbawa ke keadaan sekarang. Contoh orang yang dibully sewaktu kecil, meskipun sudah menjadi dewasa dan bertubuh besar/kuat masih takut oleh pembuly nya.

Untuk mencegah agar emosi ini tidak berlebih kita bisa mengenali emosi ini dan mengelola perasaan agar lebih tekendali. Emosi dapat dikenali dan diberikan label nama. Dengan mengenalinya, kita bisa juga melihat sumber penyebabnya.

Semisalkan kita berpapasan dengan seorang teman di tempat penyeberangan atau di Lift, tetapi teman kita tidak menyapa. Emosi kita langsung naik, “sombong amat” nggak mau negor. Padahal kita tidak tahu situasi dia, bisa jadi dia fokus ke HP yang dipegangnya karena ada urusan penting yang harus segera diresponse dan terburu buru sehingga tidak bisa mengamati lingkungan. Kalau kita bisa menimbulkan prasangka baik ini – reframing – maka kita menjadi maklum. Dengan mengenali, menamai, dan mengetahui penyebabnya, kita bisa memberika response yang lebih baik.

Sekarang anda bisa maklum kan, kalau ketemu teman anda yang tidak menyapa Anda. Kenapa nggak disapa lebih dahulu?

Dalam berkehidupan sosial kita tidak bisa berfokus pada pikiran kita sendiri. Pastinya ada pengaruh dari orang orang sekitar kita. Disini lah penting bagi kita untuk mengelola interaksi sosial yang tepat.

Ada beberapa manfaat Emotional Intelegence dalam lingkungan sosial

  • Melakukan Emphaty – merasakan apa yang orang lain rasakan.

    Dengan merasakan perasaaan orang lain, kita bisa berinteraksi yang lebih tepat kepada orang tersebut.

  • Menganalisis tanda non-verbal

    Dengan memperhatikan bahasa tubuh, atau mimik wajah, kita bisa mengenali keadaan emosi seseorang. Seperti orang yang pucat dan mulut yang terbuka sedikit menganga bisa jadi dia dalam konsisi kaget / shock. Sehingga kita bisa bertindak secara tepat tanpa harus banyak bertanya tanya terlebih dahulu.

  • Bertindak sesuai Situasi

Dengan mengembangkan social aptitudes, kita bisa memiliki kemampuan mengajar orang lain, menyelesaikan konfilk atau mengelola tim atau staff. Ini akan sangat membantu dalam menjaga hubungan di lingkungan sosial.

Berpikir (Thinking) dan Merasakan (Feeling) memiliki perasaan yang saling terkait satu dan lainnya. Dengan sebuah jaringan neural pathways. Bila jaringan ini rusak makan seseorang akan kehilangan emosional awareness. Jaringan ini jga menjaga emosional regulation. Semisalkan ada suara ledakan, kita seketika bisa kaget dan marah karena mengagetkan karena membuat jantung berdebar, dengan pikiran yang kita punya, kita bisa menganalisis situasi dan bertindak secara cepat.

Emotional Intelegence – EI (Kecerdasan Emosional) tinggi memiliki hubungan dengan Kesuksesan. Sebagai contoh Siswa yang memiliki EI tinggi memiliki nilai di sekolah yang tinggi. Demikian pula manager yang memiliki EI tinggi juga lebih persuasif terhadap lingkungannya.

EI juga memiliki hubungan dengan kebahagiaan. Dengan kemampuan mengenali emosi yang menyebabkan emosi, seseorang yang memiliki kesadaran EI akan bisa mengelola emosinya, sehingga bisa berpengaruh terhadap tekanan darahnya, dan mencegah potensi serangan jantung misalkan. Mereka bisa mengelola emosi sehingga bisa memitigasi perasaan tadi secara positif.

Demikian sebaiknya EI yang rendah dapat menyebabkan lingkungan yang negatif. Contoh tingkat EI yang rendah menyebabkan kejahatan ringan remaja yang berpontensi menjadi kejahatan di usia dewasanya. Anak anak sejak dini memiliki tingkatan EI yang akan berpengaruh di saat mereka dewasa dan memiliki jabatan di masyarakat.

Sekarang bagaimana caranya meningkatan Emosional Intelegence? Untuk itu dapat dilakukan latihan latihan yang berulang.

  • Untuk meningkatkan self awareness atau self management dapatdilakuakn dengan dialog internal.

    Dialog internal ini bertujuan untuk mengenali dan memberikan nama emosi yang terjadi. Sebagai contoh, keadaan kita dighibah/dibicarakan dibelakang oleh teman sendiri. Kemudian kita merasa “sedih” atas situasi ini. Kita bisa mengembangkan diskusi internal dalam diri. Semisalkan “Okay, saya merasa sedih”. Kemudian dilanjutkan “kenapa ya saya sedih?”. Dari sini kita mendapatkan faktor faktora yang menyebabkan kita sedih, kemudian melakukan perubahan sudut pandang / angle atau reframing untuk melihatnya secara lebih positif. Semisalkan “Oh, bisa jadi yang diomongin yang baik baik saja”

  • Meningkatkan Empaty dengan MIrror Other Person Body Language

    Kita bisa belajar meningkatkan empaty dengan mencerminkan bahasa tubuh orang lain ke diri kita. Contohnya kita bisa memperagakan bahasa tubuh seseorang di diri kita dan merasakan apa yang timbul dari keadaan badan kita saat itu.

  • Meningkatkan Self Motivation dan Berpikir positif

    Cara menjelaskan sukses atau kegagalan diri itu memiliki akibat pada kemampuan kita untuk memotivasi diri. Sehingga bila kita mengalami kegagalan, makan kita harus menyakinkan diri kita bahwa kegagalan adalah sesuatu yang tidak bisa mereka ubah. Hasil yang sukses bergantung kepada tindakan sendiri.

Dalam kehidupan sehari hari Emotional Intelegence ini dapat diterapkan dalam banyak hal, seperti

  • Mencegah salah sangka dalam sebuah hubungan.

    Wanita suka menunjukan perasaan dan berhubungan dengan percakapan yang intim, sedangkan Pria akan menekan perasanaan mereka karena takut kelihatan lemah. Contohnya kalau sang wanita mengajukan komplain, maka pria akan segera meresponse dengan saran. Akibatnya sang wanita akan marah. Kadang mereka butuh validasi – butuh didengarkan dan dipahami. Sehingga dalam situasi ini, sang Pria harus mendengarkan secara lebih baik.

  • Kalau sedang sangat sedih/marah dalam sebuah konflik, coba mengambil jeda untuk lebih sabar.

    Bahkan ada situasi dimana pasangan yang bertengkar diminta konselor memasang alat deteksi detak jantung, kalau lebih tinggi dari 10 bpm, keduanya diminta untuk jeda, berhenti sejenak untuk menurunkan emosi.
  • Bila ingin mengkritik orang, lebih speifik dan tawarkan solusi

Demikian ringkasan buku Emosional intelegence dari Daniel Goleman. Sebuah buku yang menarik dari sisi psikologi. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Semangat Pagi!

Standar

Tinggalkan komentar